Saturday 12 October 2024

Reading Slump Baca Novel Horor Misteri? Jangan Ya Dek Ya

Sukuh-Misteri-Portal-Kuno-di-Gunung-Lawu


Sering dengar atau baca, tapi sesungguhnya aku sebelumnya cuek dengan istilah reading slump. Menurut orang-orang, istilah ini digunakan untuk menjelaskan kondisi saat seorang pembaca merasa malas atau jenuh dengan bacaannya.

Pekan terakhir ini tantangan RCO.2 2024 memang agak menyebalkan, yaitu memaksa anggotanya membaca genre yang tidak disukai. Sebuah alasan bagus untuk kemudian memaksa kami menulis tentang reading slump, bukan? Karena di awal pendaftaran sempat kutulis "horor" di kolom jawaban tentang genre tulisan yang tidak disukai, ya memang agak terpaksa aku mencari judul yang sesuai pekan ini.

Apa iya genre horor tidak kusukai? Memang, baik itu bentuk tulisan atau film, tapi kalau bercerita tentang hal mistis dan mampu membuat imajinasi menyeramkan dalam kepalaku, aku tidak suka. Siapa juga yang suka dihantui dengan isi kepala dan perasaan yang mengerikan? Aneh memang orang-orang yang suka horor itu. Kalau mau cari pemicu adrenalin kan bisa dari yang lain? Ah biarlah, tiap orang punya cara masing-masing menghadapi hidupnya. 

Akhirnya kupinjam buku dari IJogja, aplikadi perpustakaan yang helpful. Bahkan lebih bermanfaat dari IPusnas dan IJak, yang banyak errornya. Judul yang kuambil hari ini:Sukuh Misteri Portal Kuno di Gunung Lawu, karya Rizki Ridyasmara. Seorang mantan wartawan yang sudah menulis beberapa novel dengan gaya mirip Dan Brown. Spesifikasinya sejarah dengan kombinasi mistis.

Apakah aku mengalami reading slump saat membaca novel ini dan bagaimana caraku mengatasinya?

Setelah kuingat-ingat, mungkin iya mungkin juga tidak. Karena pekan ini agenda pekerjaan sedang cukup padat, ada UTS, target koreksi, penyusunan dokumen kurikulum, dan lain-lain menuntutku mampu mengatur waktu dengan baik agar tantangan baca tidak terlewat begitu saja lalu tumbang di menit terakhir. Kan nggak lucu?

Akibatnya agenda membacaku agak berantakan. Target 360 halaman dengan minimal baca 25 halaman per hari itu sulit kupenuhi jika novel ini benar-benar harus selesai baca dalam 5 hari. Sampai akhirnya pilih ambil jatah bolos laporan baca satu hari kemarin pas Jum'at. Ya bukan berarti nggak baca, cuma karena masih di bawah target bacaan mending tidak dilaporkan. Sama juga dianggap tidak memenuhi target nanti. 

Rizki-Ridyasmara
Dok. pribadi


Akibat selanjutnya di hari Sabtu-Ahad pagi ini harus maraton baca, yang kemudian harus kuakui pakai metode baca skimming, biar cepat selesai. Jadi masalah besar untuk membaca di pekan ini bukan malas atau jenuh, tapi tidak rileks untuk emmbaca sebanyak itu. Kalau soal temanya ya ada kesan agak jenuh karena baca sejarah dengan bumbu mistis. Tapi tidak sampai membawaku pada level malas membaca. Malah sejujurnya masih penasaran apakah kisah dalam novel ini nyata? Jika iya, apa gunanya aku tahu? Kan tidak otomatis bisa menemukan emas dan berlian yang terpendam di koordinat titik tertentu di Gunung Lawu itu.

Novel ini berkisah tentang kemungkinan adanya fakta lain dari sejarah nusantara yang tersembunyi. Sejarah yang tertulis di buku pelajaran selama ini mungkin adalah decoy atau pengalihan dari fakta sebenarnya. Bahwa sesungguhnya nusantara adalah atlantis yang hilang dan memiliki potensi kekayaan luar biasa. Barang siapa  lahir dan tumbuh di negeri ini tanpa mengetahui fakta asli, maka sungguh merugi. Fakta yang cenderung aneh ini memang ditulis secara fiksi, namun lampiran foto sebagai bukti sejarah menjadi referensi yang sulit diabaikan. Masih penasaran lanjutannya? Oh seandainya cerita ini bukan fiksi, pasti menarik sekali.

Jadi? Maaf, jika akhirnya tulisan ini tidak benar-benar menjadi solusi untuk mengatasi reading slump baca novel horor misteri. Karena setelah sampai di halaman terakhir novel Sukuh: Misteri Portal Kuno di Gunung Lawu karya Rizki Ridyasmara ini, aku sadar sebenarnya bukan tidak suka dengan semua genre horor misteri, hanya yang membuatku terbayang dengan hal-hal negatif dalam kepala dan membuat perasaan takut saja yang sungguh tidak ingin kubaca. Masalahnya ternyata tidak semua bacaan horor misteri menimbulkan sensasi demikian. Malah ada yang membuatku makin penasaran karena ada ilmu dan sejarah yang berbeda dari pemahamanku sebelumnya, berusaha mendobrak dengan fakta dan bukti baru macam novel ini.

Masalah lain adalah, untuk menemukan bacaan yang "Nggak aku banget", itu perlu dibaca dulu, baru terbuktil. Kalau baru baca judul atau kategori genre, tidak mampu selalu mengantarku pada bacaan yang tidak ingin kulanjutkan. Jadi solusinya gimana? Ya tetap baca saja. Nanti kalau beneran eneg atau mual, tinggalkan saja cari yang lain. Kecuali wajib banget dibaca sampai tuntas, bisa pakai metode skimming biar cepat selesai. Hehe...

1 comment:

  1. aku juga di skimming aja bacanya, biar cepat walau ga masuk ke kepala 😭 pusing baca teori2 pelajaran fisikaa

    ReplyDelete