Ada hari-hari dalam hidup kita yang rasanya unik. Tanpa rencana, tapi banyak kejadian yang terasa akan sulit dilupa. Hari-hari unik itu mengusik niatku untuk menuliskannya, mengabadikan dalam cerita. Suatu saat jika kubaca kembali catatan ini, semoga aku tetap bisa tersenyum mengenang semuanya.
Pagi bernama Senin, 21 Agustus 2023 adalah hari yang sudah
kusiapkan mental sejak malam sebelumnya akan menjadi hari yang cukup padat. Ada
kelas Pengantar bisnis yang harus dimulai jam 7 pagi. Jatahnya selesai jam
9.30, bisa jadi lebih cepat jika memungkinkan. Karena jam 9 ada Workshop
Bibliometrik di Hotel Santika, sekitar 10 menit perjalanan motor dari kampus
dengan kondisi lalu lintas lancar.
Bangun sejak sebelum shubuh, kusiram tubuh agar tidak ada
niat kembali menarik selimut dan terlelap selepas menunaikan kewajiban. Setelah
rutinitas pagi selesai, kusiapkan sarapan dengan sebungkus mie instan, sepuluh
butir bakso kecil dan secobek kecil sambal bawang yang diuleg bareng tempe
kukus.
Iya, tempe sisa kemarin. Hari ini kondisinya sudah cukup
matang jadi harus segera dihabiskan. Selesai sarapan, kulihat jam menunjuk
angka 06.18. Rasanya ingin sekali aku melompat sambil ganti kostum dan berlari
ke kampus. Eh mana bisa begitu? Penampilan saja masih acakadut, jadi kutahan
keinginan diri menggunakan kekuatan super yang memang tidak kumiliki.
Setelah bergegas mencuci alat masak, aku pergi gosok gigi
dan berwudhu. Sepertinya harus kusempatkan sholat dhuha karena tidak mungkin
ada kesempatan nanti jika sudah berangkat dan bergelut dengan kesibukan. Aku
melakukan persiapan secepat mungkin. Sisir rambut, tali kencang biar aman.
Lanjut pakai pelembab, fondation, celak, lipstik, dan terakhir bedak.
Lanjut ganti baju, pakai kerudung, cek barang bawaan dan semua
siap di jam 06.45. Doa selamat kurapal sambil bersepatu dan bersiap melangkah. Sampai
kampus tepat waktu, alhamdulillah. Bahkan sempat ambil air minum sebotol
sebelum masuk kelas.
Hari Penuh Drama Ini Tanpa Rencana
Rencana awal kuselesaikan kelas sebelum jam 9, apalah daya
diskusi dengan mahasiswa selalu menarik untuk ditanggapi. Jadi, drama pertamaku
adalah tidak sengaja membuat Teh Mira menunggu lebih dari setengah jam.
Sungguh, jika ditinggal berangkat duluan aku tak apa. Sayangnya beliau terlalu baik,
jadi ditunggunya aku sampai selesai dan kami masuk ballroom di jam 9.30, saat
materi pertama baru dimulai.
Hari ini aku sengaja tidak puasa, terbayang sudah masakan
ala hotel yang sayang dilewatkan. Hasilnya, saat makan siang salah satu menunya keasinan di
lidahku. Alamat tak bisa kuhabiskan beberapa iris daging yang tampilannya cukup
menggugah selera itu. Drama kedua kupikir sudah cukup seru untuk hari ini.
Jam 15.30 aku sudah selesai sholat dan ingin bersiap keluar
ballroom lebih awal karena ada janji mengisi kelas Pengantar Bisnis yang akan dimulai
jam 16.00. Kenyataannya, sulit sekali minta izin keluar duluan dan harus
kupastikan tidak ada tugas yang terbengkalai sepeninggalku. Ternyata driver
ojol yang kutumpangi memacu kuda besinya seperti siput yang dipaksa berlari.
Hasilnya, jelas aku harus terlambat 8 menit masuk kelas
sore. Waktu ambil presensi di ruang atas, lengan kiriku tak sengaja nyantol di
gagang pintu. Sudah pasti sobek. Mana nggak ada stok sweeter atau jaket di
kampus. Sampai kelas malu mau pasang peniti, masih kutahan dengan tangan kanan karena sobekannya yang cukup lebar. Beberapa menit kemudian sadar setelah
keluarkan laptop dari tas, termyata mouse ketinggalan di ballroom hotel.
Alamak, cek lewat telpon teman yang masih di sana, benar memang. Tanpa pikir panjang
aku menuju laboratorium jurusan dan mengambil satu mouse kabel di sana. Maaf ya
Pak Kepala Laboratorium, besok tak kembalikan. Begitu batinku sambil pasang
peniti di lengan kiri.
Sampai kelas, kumulai kuliah dan benar-benar selesai di jam
17.55, baru sadar presensi belum kuminta tanda tangan mahasiswa. Jadilah setelah
tutup kelas, aku masih harus menunggu presensi selesai beredar. Sambil
menunggu, kupastikan ada orang di luar ruangan yang kami pakai. Ternyata tidak,
bahkan semua pintu keluar sudah terkunci rapat. Nasib.
Kucoba hubungi security fakultas, tak ada jawaban. Kucari
nomor telepon satpam rektorat, tidak ada yang punya. Sampai kapan kami akan
terjebak di dalam gedung yang sudah terkunci mungkin setengah jam lalu? Otak
dan mataku bekerja cepat, melirik jendela di samping meja dosen yang sebelumnya
tak sengaja kubuka karena penasaran di luar sudah gelap atau masih terang.
Kutawarkan pada mahasiswa, “Gimana?” Mereka kaget, “Serius
Bu?” aku mengangkat bahu, tak ada pilihan lain. Mereka berseru, pengalaman unik
mungkin buat mereka. Setelah berhasil kabur dari gedung fakultas, kutemui
satpam yang kebetulan ada di samping gedung. Kuceritakan kronologinya dan info
satu jendela yang tak bisa kututup rapat. Hehehe… Alhamdulillah beliau maklum.
Karena maghrib sudah cukup jauh, kuputuskan shalat di masjid
kampus. Selesai sholat, kuhitung setengah jam lagi adzan isya’ berkumandang.
Akhirnya kuputuskan menunggu isya’ sambil menyimak sosialisasi Kemendikbud soal
tiga dosa pendidikan, baru pulang. Di jalan ingat stok sabun habis, maka mampir
alfamart bisa jadi pilihan yang baik. Eh di dalam disapa mahasiswi. Aduh,
semoga tak tampak lengan kiri yang masih sobek tadi. Kami berbincang sebentar
sebelum kuteruskan memilih belanjaan.
Sampai kos disambut dua kucing jantan yang rebutan jatah
makan. Hmmm.. terserah kalian yang penting makanan kusiapkan dua tempat.
Selesai, cek HP ternyata ibu sudah menanti teleponku. Baiklah, sambil bercerita
tentang hari ini kunikmati satu pouch yogurt dan dua slice roti tawar. Selesai
telepon, kulanjutkan post test yang tadi masih tertunda saat di masjid. Belum selesai
post test, ada video call masuk. Bergegas kucari kerudung yang nyantol di balik
pintu. Gedabyakan. Rusuh. Sampai pintu tidak sengaja terdorong ke luar. Kukira
dramanya sudah cukup sekali seharian ini.
Ternyata belum, saat semua hal rasanya selesai, aku ingin
segera mandi lalu tidur, malah pintu kamar nggak bisa dibuka. Sempat beberapa
detik berpikir keras, “Apa sebabnya?” Bepikir beberapa menit, sampai pada
kesimpulan, “Sepertinya sheds lock nyantol, mengunci pintu dari sisi luar”.
Aduh, naik jendela dan memperpanjang jangkauan tangan dengan pensil adalah
satu-satunya cara yang terpikir sebelum harus berteriak memanggil bala bantuan. Jujur, malu kalau harus panggil tetangga selarut itu. Kan nggak lucu terkunci di kamar
sendiri, konyol pula sebabnya.
Setelah beberapa menit berjibaku dengan pensil dan kunci Alhamdulillah, pintu bisa dibuka. Saatnya mandi, lalu tidur cantik. Beneran
langsung tidur? Tentu tidak. Faktanya, menuliskan cerita hari ini lebih
menarik. Sekarang jam 23.20 dan mataku sudah protes meminta segera dipejamkan.
Posting tulisan ini di hari Selasa, tiga pekan lebih berlalu sejak
kejadian itu. Alhamdulillah tidak ada penyesalan atau kesal yang tersisa. Aku justru
merasa perlu lebih hati-hati dalam bersikap, dan sungguh-sungguh memastikan
setiap langkah bisa berjalan dengan baik. Bisa jadi, drama unik yang tiba-tiba
datang adalah wujud “balasan” atas dosaku, atau bisa juga merupakan ujian yang
harus kuselesaikan dengan sabar.
Aku tidak benar-benar tahu di luar sana, bagaimana orang
lain menyikapi drama dalam hidupnya? Apakah bisa terima tanpa protes, atau
justru menyalahkan keadaan?
Terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa di cerita
berikutnya ya
ReplyDeleteAugust promises a lively finale with captivating drama, keeping us on the edge of our seats as the month unfolds its thrilling narrative. Excitement builds as we await the unexpected twists and turns in this end-of-summer spectacle.||File for Divorce New York||File for Divorce in New York
In my opinion, your page may include some quite helpful things.New York State Divorce Laws Division of Property. || New York State Divorce Laws Marital Property.
ReplyDeleteIn the middle of Jakarta's upheaval, "Life Drama Approaches End of August" provides moving insights on human difficulties. Through striking photography and impactful acting, the film conveys unfiltered emotions and societal conflicts. It is a fascinating examination of modern Indonesian life because of its social commentary and rich plot.General law encompasses rules and regulations established by governments to maintain order, protect rights, and ensure justice. It includes civil, criminal, and administrative law, governing areas like contracts, property, and personal conduct. Law serves to resolve disputes, penalize unlawful actions, and provide a framework for societal functioning, ensuring fairness and security within the community.
ReplyDeleteuncontested divorce attorneys in virginia beach