Setelah menuliskan kesedihan di awal tahun 2023, rasanya penting juga bagiku menuliskan hal-hal menarik yang bisa menjadi pelajaran berharga pekan ini. Hidup harus seimbang, kan? Kalau ada yang bikin sedih, harus ada hal lain yang bikin bahagia.
Aku berniat menuliskan pelajaran penting di setiap pekan dan
memublikasikannya di blog. Pertama untuk mengisi blog, kalau ada bahan meskipun
random kan lumayan. Apalagi kalau bisa rutin, setahun bakal nambah 112 post
blog minimal. Kedua, sebagai bentuk refleksi diri. Penting sekali rasanya
mengenali apa yang membuat kita bahagia atau bersedih, dan belajar mengaturnya.
Ketiga, aku ingin belajar dari tulisanku sendiri. Suatu hari
jika aku lupa peristiwa tertentu pernah terjadi, tetap bisa kubaca lewat
tulisan dan ada hikmah yang pernah kusadari. Semoga cara ini bisa menambah
syukurku di setiap tarikan napas dan detak nadi. Aku tahu tak akan pernah bisa jadi
manusia sempurna, minimal bertahan jadi manusia baik sampai akhir hayat saja
sudah cukup.
Pelajaran Penting Pekan Pertama di Tahun 2023
Baik, pelajaran berharga apa yang bisa kutuliskan pekan ini?
Setelah beberapa saat berpikir, kuingat ada tiga hal penting yang perlu kuabadikan.
Barangkali bisa jadi kebiasaan baik sampai akhir tahun dan tahun-tahun
selanjutnya, maka akan lebih menarik. Berikut diantaranya:
1.
Olahraga
Hampir Setiap Hari
Olahraga? Hampir setiap hari? Kamu? Serius? Pasti pertanyaan
itu ingin sekali dilontarkan depan mataku langsung, oleh kalian yang tidak
pernah melihatku olahraga. Kali ini aku sungguh-sungguh. Sepekan pertama di
tahun 2023 ini, hampir setiap sore atau malam aku menyempatkan diri olahraga.
Bukan rutinitas istimewa sebenarnya sih, aku baru bisa
melakukannya sekitar 15-30 menit sehari. Peregangan, senam aerobic, pilates,
atau sekadar melakukan beberapa gerakan yang bisa membuat otot terasa lebih
elastis. It’s not really a big deal, but I proud of it.
Dampaknya mungkin belum signifikan jika dilihat dari angka berat badan, tapi ketika merasa lebih ringan saat menjalani hari aku berpikir
kebiasaan ini cukup baik. Tentu aku belum berniat menghapus kebiasaan berjalan
kaki sekitar 20-25 menit setiap hari berangkat dan pulang kampus. Minimal sampai
nanti jadi benar-benar pindah tempat tinggal dan merasa yakin untuk beli motor.
Jadi, 15-30 menit olahraga ringan ditambah 20-25 menit jalan
kaki, sudah cukup baik kan untuk membakar lemak dan menetralisir emosi?
Sayangnya kurasa kebiasaan ini belum efektif membuatku cepat tidur saat malam,
tapi tidak masalah. Aku sedang berusaha bisa cepat tidur malam dengan mematikan
sambungan internet dan membaca Al-Mulk setiap menjelang waktu tidur.
2.
Makan
Cokelat Dengan Sebab yang Tepat
Pelajaran penting kedua di pekan ini adalah bisa makan
sebungkus silverqueen 58 gr dengan sebab yang tepat. Malam itu aku merasa asam
lambung naik, sehingga tidak bisa tidur dengan nyaman, cemas berlebihan, dan
sempat ingin muntah namun tidak jadi. Kupikir aku sedang stress, tapi tidak
tahu karena apa? Sebab lain yang bisa kuingat adalah saat siang minum kopi
susu.
Sebentar, aku baru sadar bahwa ada kebiasaan baru yang tertanam dalam diriku. Bukan masalah yang membuatku stress kemarin, tapi rasa marah. Beberapa tahun terakhir aku merasa lebih mudah menangis dibanding dengan meluapkan amarah. Jadi ketika ada kesempatan marah dan tidak mampu menyelesaikan dengan baik, berubah jadi naiknya produksi asam lambung. Saat itu aku tidak mampu menangis, jadilah stress berkepanjangan. Ah...
Aku sepakat dengan anggapan bahwa cokelat bisa meredakan
stress dan mengembalikan mood baik. Malam itu kuhabiskan 2 bar dengan perasaan lega,
meskipun setelahnya harus gosok gigi lagi sebelum beranjak tidur. Ternyata makan
cokelat dengan sebab yang tepat bisa menghindarkan kita dari rasa bersalah,
karena selama ini aku ingin menjaga makanan dengan yang sehat, tapi rupanya sesekali menikmati hidup itu penting.
3.
Selesai
Nonton Drama Korea: Love in Contract
Wow, pencinta drama korea rupanya ya? Sejujurnya tidak juga.
Hanya beberapa yang menurutku menarik, kusempatkan menonton sampai tuntas. Definisi
menarik bagiku, tentu bisa berbeda dengan definisi orang lain. Beberapa drama
yang kata orang menarik seperti Café Minamdang, Golden Spoon, atau Under The
Queen’s Umbrella, aku belum memutuskan untuk menonton sampai saat ini.
Beberapa drama ada juga yang sempat kutonton awalnya, tapi
tidak kuteruskan karena bagiku kurang menarik. Poin pertama yang kunilai adalah
alur ceritanya, kedua visual atau grafis film itu sendiri. Selanjutnya, aku
tertarik menyelesaikan sampai akhir untuk menemukan rasa puas, karena ada
beberapa hal yang bisa kuambil sebagai pelajaran penting.
Oke, jdi apa menariknya drama Love in Contract? Saat mengetik
tulisan ini, sejujurnya aku ingin merangkum pelajaran berharga dari drama ini
dalam satu tulisan utuh, sendiri. Hanya karena belum sempat, jadi harus
kutunda. Semoga bisa realisasi pekan depan lah ya, insya Allah.
Poin paling penting yang bisa kucatat kali ini adalah: bahwa
penting menjalani hidup seperti yang kita mau, agar apapun yang terjadi tidak
perlu menyesal atau sakit hati. Maka sebelum benar-benar memilih, kita harus
mempertimbangkan dengan benar, melihat peluang dan risiko, dan menyelesaikannya
dengan baik.
Bahagia adalah Keputusan, Bukan Dipersyaratkan
Seberapa banyak pun pelajaran berharga yang bisa kutulis, satu hal yang paling penting ingin kutegaskan adalah bahwa kebahagiaan itu bisa diputuskan. Kebahagiaan tidak perlu ditunggu, apalagi dipersyaratkan. Kita tidak perlu merasa bahagia dengan syarat tertentu, atau menunggu sesuatu terjadi agar bahagia.
Cukup ambil keputusan untuk merasa bahagia pada hari itu,
setiap pagi. Maka apapun yag terjadi setelahnya, kita akan berusaha mencari
celah untuk merasa bahagia. Mau bukti? Silakan buktikan sendiri.
Kadang mungkin realisasi dari keputusan untuk merasa bahagia
itu tidak mudah, terasa menjadi beban tersendiri, dan akhirnya rasa sedih
mendominasi. Tidak mengapa, kita memang manusia biasa yang masih bisa merasakan
banyak ragam emosi. Terima saja, kemudian ikhlaskan perasaan itu menjadi bagian
dari diri kita sementara. Setelah lega, ingat kembali bahwa kita sudah
memutuskan untuk merasa bahagia. Jadi, tunggu apa lagi? Temukan alasan bahagia
kita hari ini.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya….
No comments:
Post a Comment