Saturday, 17 December 2022

Zenfone 9 dan Atomic Habbit Untuk Masa Depan Lebih Baik

Asus-zenfone-9


Dalam salah satu bagian dari buku Atomic Habbit karya James Clear, saya membaca sebuah hasil riset yang cukup mengejutkan. Ternyata, HP adalah salah satu sumber penyebab otak kebingungan dalam mengorganisir kerja manusia.  Semakin banyak aplikasi yang diinstal dan fungsi yang harus dijalankan setiap hari, selain bisa memperpendek umur HP juga menurunkan produktivitas kerja seseorang.

Kok bisa?

Kita lihat faktanya, bahwa fungsi HP saat ini adalah untuk hiburan, pekerjaan, sekaligus menyimpan kenangan. Pada praktiknya, satu HP diinstal banyak aplikasi sekaligus. Ada aplikasi untuk mengurus pekerjaan, ada media sosial untuk hiburan, dan ada folder atau bahkan aplikasi khusus berisi kenangan yang ingin diabadikan.

Dalam satu waktu, otak manusia “dipaksa” untuk menjelajah semua bidang tersebut sekaligus. Pasti kita pernah mengalami saat membagongkan, pas serius kerja tiba-tiba muncul notifikasi berita artis kesayangan, atau kasus yang sedang menyita perhatian. Secara otomatis tangan bergerak untuk membuka link, scrolling, hingga tak terasa satu jam kemudian waktu terbuang sia-sia.

Gadget-asus

Saat akan tidur, melihat layar HP dengan tingkat radiasi tertentu membuat otak seketika “enggan untuk segera tidur” sehingga harus bekerja ekstra. Sementara organ tubuh lain sudah lelah dan kehabisan tenaga.

Hasilnya, HP tetap menyala dan pemiliknya tidur di sebelahnya. Kondisi semacam ini jika terus menerus terjadi bisa merusak gelombang otak sehingga tubuh tidak dapat beristirahat dengan maksimal. Ketika bangun, tidak jarang yang dirasa adalah lelah, bukan segar dan berenergi seperti seharusnya.

Mengatur Fokus Melalui Smartphone

Pada dasarnya smartphone memang dirancang multifungsi, sehingga mudah bagi seseorang untuk  melakukan banyak hal sekaligus pada satu device. Tentu dalam bayangan banyak orang, hal ini sangat praktis dan sangat bermanfaat bagi siapapun yang memiliki mobilitas tinggi.

Sistem operasi smartphone dikembangkan untuk mampu mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Bahkan pada gadget versi terbaru, kita bisa membuka beberapa aplikasi sekaligus dalam satu layar. Separuh layar di atas menyalakan layar di atas menyalakan YouTube, separuh di bawah membuka WhatsApp.

Sementara setelah mengetahui bahwa banyaknya fungsi yang bekerja bersamaan dalam satu waktu bisa mengacaukan fokus otak, tentu kita perlu strategi khusus menyiasatinya. Pertama agar fokus otak tidak terbagi terlalu banyak sehingga produktivitas kita tetap terjaga. Kedua, untuk memperpanjang usia device yang kita miliki.

Ya, semakin banyak program yang dibuka bersamaan dalam satu waktu, dan semakin besar kapasitas penyimpanan yang digunakan, maka semakin cepat performa device tersebut melemah. Maka untuk menyiasatinya, kita perlu mengurangi beban kerja yang harus ditanggung oleh setiap gawai. Salah satu langkah sederhananya adalah membedakan fungsi gawai berdasarkan tujuannya.

Asus-zenfone-9

Nah, salah satu rekomendasi terbaik smartphone yang berfungsi mengatur fokus dan meningkatkan kinerja kita di masa depan adalah Asus Zenfone 9. Saya cukup tergiur dengan fitur yang ditawarkan oleh generasi terbaru keluarga Zenfone ini setelah diluncurkan resmi pada tanggal 16 November 2022 lalu di Indonesia. Cukup lama sih jaraknya dari peluncuran global di pertengahan 2020, tapi tidak masalah karena pelanggan yang menunggu kehadirannya tetap setia. Sebagai generasi termuda, tentu ada sejumlah fitur yang disajikan jauh lebih baik dari generasi sebelumnya. Berikut ulasan singkat apa saja yang ditawarkan oleh Asus Zenfone 9.

Compact Size Big Possibilities

Salah satu gaya unik yang mencolok sejak pandangan pertama untuk Asus Zenfone 9 ini adalah secara otomatis menyingkirkan para pencinta layar gawai lebar. Seolah ia menantang, “Oke kalau kalian lebih suka layar lebar, jangan pilih kami. Tapi jangan menyesal kehilangan fitur terbaik yang kami miliki.” Kemudian dengan percaya diri, ia tersenyum lebar.

Sejauh ini, ASUS memang tumbuh sebagai merk yang sangat percaya diri dengan setiap produknya. Ia selalu mempersembahkan produk dengan kualitas terbaik di pasar, sekaligus harga yang wajar. Asus bukan type merk yang hanya “jual tampang”, karena setiap produknya memiliki nilai yang bahkan bisa dihargai di atas patokan harga yang ditawarkannya.

Keren, ya? Udah mirip seniman sejati, yang kurang peduli pada cara menjual karya, karena yang terpenting baginya adalah nilai dan apresiasi terbaik dari setiap pengagum karyanya. Begitulah Asus, seperti memiliki hobi menciptakan produk baru tanpa peduli seberapa besar akan diserap pasar.

Ya, ukuran layar Asus Zenfone 9 ini hanya 5.9”, namun spesifikasi yang ditanam membuatnya layak disebut memiliki kekuatan bak seekor naga. Ah, jadi pengen punya. Apalagi beratnya cuma 169 gram, enteng sekali kan kalau masuk kantong.

Ukuran Asus Zenfone 9 ini disebut compact, karena pas banget buat masuk kantong, lebih kecil dari pendahulunya yaitu Zenfone 8 dan memiliki kesan mewah karena frame alumuniun di bagian ring berwarna silver.

It has big possibilities, karena bekal layar super amoled dengan resolusi full HD Plus dan rate layar 120  Hz. Tingkat kecerahan maksimalnya 1.100 nits dengan bagian depan layar dilapisi pelindung Gorilla Glass dan didukung HDR 10 Plus, bikin layarnya ga gampang kena gores kuku atau membekas sidik jari selama dipakai. Bagian layarnya sudah tersertifikasi IP68, yang berarti anti air dan debu.

Jadi merasa aman aja sih, karena gawai kan salah satu barang yang paling sering dipegang. Apalagi pelindungnya berbahan polikarbonat yang sudah anti-slip. Jadi nggak licin pas dibawa kemana pun, mau kena hujan pun aman.

Apa yang membuat Asus Zenfone 9 Has Big Possibilites?

Pertama adalah SoC atau System on Chipset, biasa dianggap sebagai “otaknya” gawai. Asus Zenfone 9 sudah dibekali Snapdragon 8 + Gen 1 yang sampai saat ini masih menjadi prosesor terbaik untuk android.

Sistem inilah yang mengatur kode aplikasi, memvisualisasikan interface, menangani multimedia  seperti video, audio, konversi dan playback filr, sampai mengubah sunyal nirkabel menjadi dat. Hasilnya, kita bisa menikmati sinyal 4G LTE, 5G, WiFi, modem, sampai jaringan Bluetooth.

Compact-asus-zenfone


Kedua, layar Super Amoled memungkinkan rasio kontras lebih tinggi, waktu respon lebih cepat dan konsumsi daya lebih hemat karena butuh waktu lama untuk membuat layar memanas. Yah walaupun harganye lebih mahal dari Amoled biasa dan ada risiko burn in. Setelah beberapa tahun sangat mungkin timbul noda hitam di layar dan bersifat permanen.

Ketiga, kameranya gimbal dan keren. Kalau kamera keren, pasti mudah membayangkannya dari hasil jepretan atau video rekaman. Nggak heran sih, bekal kamera belakang Zenfone 9 utama saja 50 MP (f/1.9, sensor IMX766), ditambah kamera ultrawide 12 MP (f/2.5, sudut pandang seluas 133` menggunakan sensor IMX363). Belum lagi kamera depan yang memiliki reolusi 12 MP dengan sensor Sony IMX 663.

Nah, selain lensa kameranya keren, Asus Zenfone 9 juga dilengkapi teknologi 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilization yang befungsi menjaga hasil tangkapan layar atau rekaman video bebas blur dan guncangan. Kebayang nggak sih, kita merekam sambil bergerak tapi hasilnya tetap stabil? Asli sih ini cocok banget buat yang suka bikin konten. Asik banget, pasti.

Bisa gitu ya? Ya karena teknologi ini bisa memantau Gerakan gawai ke semua arah, lalu menggunakan informasi tersebut untuk “mengunci” posisi lensa secara real-time. Hasilnya, distorsi optic ditiadakan dari objek rekaman. Dah mirip video hasil rekaman professional nih. Nggak perlu khawatir   lagi kita kalau mau bikin vlog atau rekam perjalanan.

Asus Zenfone 9: Mahal Tapi Murah

Selain desain dengan compact size, adakah hal yang membuat Asus Zenfone 9 ini terkesan mahal tapi murah? Ehm.. mari kita tengok bagian baterainya. Dengan bekal 4300 mAH dan fast charging 30 watt, sebenarnya bagian ini standar. Hanya saja dalam pemakaiannya, para tester membuktikan performa maksimal ketika dipakai main game online baterainya berkurang cuma 8% selama 30 menit.

Konsumsi baterai ini tentu bisa jauh lebih ringan ketika hanya dipakai scroll media sosial, mengetik, menonton video, yang tidak banyak menghabiskan tenaga. Masih aman kalau dipakai seharian dalam mode normal. Lebih hemat lagi kalau penggunaannya khusus, nggak dipakai semua keperluan seperti kerja dan hiburan sekaligus. Aman gawainya, aman juga otaknya kan. Hehehe..

Fitur mewahnya justru muncul di bagian speaker dan desain tombol on-off. Kalau umumnya tombol ini dikenal sebagai tempat mematikan dan menyalakan layar, mengaktifkan dan menonaktifkan program, serta fitur terbarunya mengenali fingerprint, Asus Zenfone 9 menawarkan fasilitas lebih.

Jadi, tombol on-off di Zenfone 9 ini multi fungsi, dia bisa menjadi semacam mini touchpad yang bisa mengarahkan layar naik-turun saat digeser. Kalau ditekan cepat dua kali, tombol ini berfungsi sebagai shortcut ke aplikasi yang bis akita atur. Wah, ini sih fitur gila! Sejak kapan gawai mungil begitu bisa bekerja layaknya laptop besar?

Buat kalian yang mau beli Zenfone 9, udah bisa kalian dapatkan melalui partner dan channel pembelian resmi produk ASUS antara lain Erafone, Tokopedia, ASUS Exclusive Store, ASUS Online Store. Duh, kalau nggak sabar pengen cepet beli, bisa lewat sini deh. Insyaa Allah aman beli di toko resmi Asus. 

Asus Zenfone 9: Bekal Terbaik Merancang Masa Depan

Ah, sebagai blogger ala-ala, sejujurnya saya mupeng banget sih liat Asus Zenfone 9 ini. Pengen banget punya khusus buat urusan side job. Rasanya gawai ini cocok banget buat bikin konten, rekam video, ambil gambar, nulis buat blog, riset pasar tulisan, dan tentu saja menjaga eksistensi diri di dunia maya.

Faktanya sekarang, saya punya hanya satu HP multi fungsi yang banyak mendistraksi kesibukan sehari-hari. Nanti kalau punya Asus Zenfone 9 baru, semoga bisa leih produktif karena setiap device punya tugas dan fungsi yang jelas masing-masing. Tinggal pinter aja ngatur waktu dan tenaga buat switch mode dari satu urusan ke urusan lain.

Sampai nanti suatu hari (semoga, dengan amin paling kuat), saya bisa berkarya lebih banyak sebagai dosen, yang aktif mengajar, mengadakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Di luar itu, saya bisa menjadi bloger, penulis buku, dan inspirator bagi wanita Indonesia.

Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenfone 9 Blog Writing Competition di Blog Widyanti Yuliandari

 

1 comment: