Dalam salah satu bagian dari buku Atomic Habbit karya James Clear, saya membaca sebuah hasil riset yang cukup mengejutkan. Ternyata, HP adalah salah satu sumber penyebab otak kebingungan dalam mengorganisir kerja manusia. Semakin banyak aplikasi yang diinstal dan fungsi yang harus dijalankan setiap hari, selain bisa memperpendek umur HP juga menurunkan produktivitas kerja seseorang.
Kok bisa?
Kita lihat faktanya, bahwa fungsi HP saat ini adalah untuk
hiburan, pekerjaan, sekaligus menyimpan kenangan. Pada praktiknya, satu HP
diinstal banyak aplikasi sekaligus. Ada aplikasi untuk mengurus pekerjaan, ada
media sosial untuk hiburan, dan ada folder atau bahkan aplikasi khusus berisi
kenangan yang ingin diabadikan.
Dalam satu waktu, otak manusia “dipaksa” untuk menjelajah
semua bidang tersebut sekaligus. Pasti kita pernah mengalami saat membagongkan,
pas serius kerja tiba-tiba muncul notifikasi berita artis kesayangan, atau
kasus yang sedang menyita perhatian. Secara otomatis tangan bergerak untuk
membuka link, scrolling, hingga tak terasa satu jam kemudian waktu
terbuang sia-sia.
Saat akan tidur, melihat layar HP dengan tingkat radiasi
tertentu membuat otak seketika “enggan untuk segera tidur” sehingga harus bekerja
ekstra. Sementara organ tubuh lain sudah lelah dan kehabisan tenaga.
Hasilnya, HP tetap menyala dan pemiliknya tidur di
sebelahnya. Kondisi semacam ini jika terus menerus terjadi bisa merusak
gelombang otak sehingga tubuh tidak dapat beristirahat dengan maksimal. Ketika
bangun, tidak jarang yang dirasa adalah lelah, bukan segar dan berenergi
seperti seharusnya.
Mengatur Fokus Melalui Smartphone
Pada dasarnya smartphone memang dirancang multifungsi,
sehingga mudah bagi seseorang untuk melakukan banyak hal sekaligus pada satu device.
Tentu dalam bayangan banyak orang, hal ini sangat praktis dan sangat bermanfaat
bagi siapapun yang memiliki mobilitas tinggi.
Sistem operasi smartphone dikembangkan untuk mampu
mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Bahkan pada gadget versi
terbaru, kita bisa membuka beberapa aplikasi sekaligus dalam satu layar. Separuh
layar di atas menyalakan layar di atas menyalakan YouTube, separuh di bawah
membuka WhatsApp.
Sementara setelah mengetahui bahwa banyaknya fungsi yang
bekerja bersamaan dalam satu waktu bisa mengacaukan fokus otak, tentu kita
perlu strategi khusus menyiasatinya. Pertama agar fokus otak tidak terbagi
terlalu banyak sehingga produktivitas kita tetap terjaga. Kedua, untuk
memperpanjang usia device yang kita miliki.
Ya, semakin banyak program yang dibuka bersamaan dalam satu
waktu, dan semakin besar kapasitas penyimpanan yang digunakan, maka semakin
cepat performa device tersebut melemah. Maka untuk menyiasatinya, kita
perlu mengurangi beban kerja yang harus ditanggung oleh setiap gawai. Salah
satu langkah sederhananya adalah membedakan fungsi gawai berdasarkan tujuannya.
Nah, salah satu rekomendasi terbaik smartphone yang
berfungsi mengatur fokus dan meningkatkan kinerja kita di masa depan adalah
Asus Zenfone 9. Saya cukup tergiur dengan fitur yang ditawarkan oleh generasi terbaru
keluarga Zenfone ini setelah diluncurkan resmi pada tanggal 16 November 2022 lalu
di Indonesia. Cukup lama sih jaraknya dari peluncuran global di pertengahan
2020, tapi tidak masalah karena pelanggan yang menunggu kehadirannya tetap
setia. Sebagai generasi termuda, tentu ada sejumlah fitur yang disajikan jauh
lebih baik dari generasi sebelumnya. Berikut ulasan singkat apa saja yang
ditawarkan oleh Asus Zenfone 9.
Compact Size Big Possibilities
Salah satu gaya unik yang mencolok sejak pandangan pertama
untuk Asus Zenfone 9 ini adalah secara otomatis menyingkirkan para pencinta
layar gawai lebar. Seolah ia menantang, “Oke kalau kalian lebih suka layar
lebar, jangan pilih kami. Tapi jangan menyesal kehilangan fitur terbaik yang
kami miliki.” Kemudian dengan percaya diri, ia tersenyum lebar.
Sejauh ini, ASUS memang tumbuh sebagai merk yang sangat
percaya diri dengan setiap produknya. Ia selalu mempersembahkan produk dengan
kualitas terbaik di pasar, sekaligus harga yang wajar. Asus bukan type merk
yang hanya “jual tampang”, karena setiap produknya memiliki nilai yang bahkan
bisa dihargai di atas patokan harga yang ditawarkannya.
Keren, ya? Udah mirip seniman sejati, yang kurang peduli
pada cara menjual karya, karena yang terpenting baginya adalah nilai dan
apresiasi terbaik dari setiap pengagum karyanya. Begitulah Asus, seperti
memiliki hobi menciptakan produk baru tanpa peduli seberapa besar akan diserap
pasar.
Ya, ukuran layar Asus Zenfone 9 ini hanya 5.9”, namun spesifikasi
yang ditanam membuatnya layak disebut memiliki kekuatan bak seekor naga. Ah, jadi
pengen punya. Apalagi beratnya cuma 169 gram, enteng sekali kan kalau masuk
kantong.
Ukuran Asus Zenfone 9 ini disebut compact, karena pas
banget buat masuk kantong, lebih kecil dari pendahulunya yaitu Zenfone 8 dan memiliki
kesan mewah karena frame alumuniun di bagian ring berwarna silver.
It has big possibilities, karena bekal layar super
amoled dengan resolusi full HD Plus dan rate layar 120 Hz. Tingkat kecerahan maksimalnya 1.100 nits
dengan bagian depan layar dilapisi pelindung Gorilla Glass dan didukung HDR 10
Plus, bikin layarnya ga gampang kena gores kuku atau membekas sidik jari selama
dipakai. Bagian layarnya sudah tersertifikasi IP68, yang berarti anti air dan
debu.
Jadi merasa aman aja sih, karena gawai kan salah satu barang
yang paling sering dipegang. Apalagi pelindungnya berbahan polikarbonat yang sudah
anti-slip. Jadi nggak licin pas dibawa kemana pun, mau kena hujan pun aman.
Apa yang membuat Asus Zenfone 9 Has Big Possibilites?
Pertama adalah SoC atau System on Chipset, biasa dianggap
sebagai “otaknya” gawai. Asus Zenfone 9 sudah dibekali Snapdragon 8 + Gen 1
yang sampai saat ini masih menjadi prosesor terbaik untuk android.
Sistem inilah yang mengatur kode aplikasi, memvisualisasikan
interface, menangani multimedia seperti
video, audio, konversi dan playback filr, sampai mengubah sunyal nirkabel
menjadi dat. Hasilnya, kita bisa menikmati sinyal 4G LTE, 5G, WiFi, modem,
sampai jaringan Bluetooth.
Kedua, layar Super Amoled memungkinkan rasio kontras lebih
tinggi, waktu respon lebih cepat dan konsumsi daya lebih hemat karena butuh
waktu lama untuk membuat layar memanas. Yah walaupun harganye lebih mahal dari
Amoled biasa dan ada risiko burn in. Setelah beberapa tahun sangat
mungkin timbul noda hitam di layar dan bersifat permanen.
Ketiga, kameranya gimbal dan keren. Kalau kamera keren,
pasti mudah membayangkannya dari hasil jepretan atau video rekaman. Nggak heran
sih, bekal kamera belakang Zenfone 9 utama saja 50 MP (f/1.9, sensor IMX766), ditambah
kamera ultrawide 12 MP (f/2.5, sudut pandang seluas 133` menggunakan sensor
IMX363). Belum lagi kamera depan yang memiliki reolusi 12 MP dengan sensor Sony
IMX 663.
Nah, selain lensa kameranya keren, Asus Zenfone 9 juga
dilengkapi teknologi 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilization yang befungsi menjaga
hasil tangkapan layar atau rekaman video bebas blur dan guncangan. Kebayang nggak
sih, kita merekam sambil bergerak tapi hasilnya tetap stabil? Asli sih ini
cocok banget buat yang suka bikin konten. Asik banget, pasti.
Bisa gitu ya? Ya karena teknologi ini bisa memantau Gerakan gawai
ke semua arah, lalu menggunakan informasi tersebut untuk “mengunci” posisi lensa
secara real-time. Hasilnya, distorsi optic ditiadakan dari objek
rekaman. Dah mirip video hasil rekaman professional nih. Nggak perlu
khawatir lagi kita kalau mau bikin vlog
atau rekam perjalanan.
Asus Zenfone 9: Mahal Tapi Murah
Selain desain dengan compact size, adakah hal yang
membuat Asus Zenfone 9 ini terkesan mahal tapi murah? Ehm.. mari kita tengok
bagian baterainya. Dengan bekal 4300 mAH dan fast charging 30 watt, sebenarnya bagian
ini standar. Hanya saja dalam pemakaiannya, para tester membuktikan performa
maksimal ketika dipakai main game online baterainya berkurang cuma 8%
selama 30 menit.
Konsumsi baterai ini tentu bisa jauh lebih ringan ketika
hanya dipakai scroll media sosial, mengetik, menonton video, yang tidak
banyak menghabiskan tenaga. Masih aman kalau dipakai seharian dalam mode
normal. Lebih hemat lagi kalau penggunaannya khusus, nggak dipakai semua
keperluan seperti kerja dan hiburan sekaligus. Aman gawainya, aman juga otaknya
kan. Hehehe..
Fitur mewahnya justru muncul di bagian speaker dan desain tombol
on-off. Kalau umumnya tombol ini dikenal sebagai tempat mematikan dan
menyalakan layar, mengaktifkan dan menonaktifkan program, serta fitur
terbarunya mengenali fingerprint, Asus Zenfone 9 menawarkan fasilitas
lebih.
Jadi, tombol on-off di Zenfone 9 ini multi fungsi,
dia bisa menjadi semacam mini touchpad yang bisa mengarahkan layar
naik-turun saat digeser. Kalau ditekan cepat dua kali, tombol ini berfungsi
sebagai shortcut ke aplikasi yang bis akita atur. Wah, ini sih fitur
gila! Sejak kapan gawai mungil begitu bisa bekerja layaknya laptop besar?
Buat kalian yang mau beli Zenfone 9, udah bisa kalian dapatkan melalui partner dan channel pembelian resmi produk ASUS antara lain Erafone, Tokopedia, ASUS Exclusive Store, ASUS Online Store. Duh, kalau nggak sabar pengen cepet beli, bisa lewat sini deh. Insyaa Allah aman beli di toko resmi Asus.
Asus Zenfone 9: Bekal Terbaik Merancang Masa Depan
Ah, sebagai blogger ala-ala, sejujurnya saya mupeng
banget sih liat Asus Zenfone 9 ini. Pengen banget punya khusus buat urusan side
job. Rasanya gawai ini cocok banget buat bikin konten, rekam video, ambil gambar,
nulis buat blog, riset pasar tulisan, dan tentu saja menjaga eksistensi diri di
dunia maya.
Faktanya sekarang, saya punya hanya satu HP multi fungsi
yang banyak mendistraksi kesibukan sehari-hari. Nanti kalau punya Asus Zenfone
9 baru, semoga bisa leih produktif karena setiap device punya tugas dan
fungsi yang jelas masing-masing. Tinggal pinter aja ngatur waktu dan tenaga
buat switch mode dari satu urusan ke urusan lain.
Sampai nanti suatu hari (semoga, dengan amin paling kuat), saya
bisa berkarya lebih banyak sebagai dosen, yang aktif mengajar, mengadakan
penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Di luar itu, saya bisa menjadi
bloger, penulis buku, dan inspirator bagi wanita Indonesia.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete