Dari sekian kali merantau,
tinggal jauh dari rumah, aku mulai terbiasa mengatur barang apa yang memang penting.
Tidak boleh hanya bawa lalu di sana nganggur. Jadi anak kos itu harus praktis,
tidak boleh manja dan kangenan. Ya bukan berarti nggak boleh kangen sama
sekali, boleh lah. Beda urusannya kalau mau pulang, harus itung kemampuan
finansial bakal cukup atau nggak.
Ya, aku nggak pengen merepotkan
orang tua saat merantau. Sebenarnya nggak cuma waktu merantau, sejak kecil aku
berusaha tidak menjadi beban berat bagi orang tua. Waktu masih SMP karena
sekolah sore, paginya masih bantu jualan di TK. Waktu SMA, aku merasa jadi
beban berat orang tua karena sama sekali nggak bisa bantu cari uang.
Kuliah S1, untung biaya
pendidikan gratis. Tinggal biaya hidup dan tempat tinggal, aku sambil jualan
pulsa, hasilnya lumayan buat diputar nambah biaya hidup. Selesai kuliah, kerja,
pegang uang, sebagian besar kuserahkan orang tua. Ambil secukupnya aja. Wajar
sih nggak punya banyak tabungan. Karena selain pekerjaanku bukan sumber
penghasilan menengah ke atas, juga tidak banyak uang yang kuhasilkan.
Maka setiap merantau, aku selalu
berhitung barang apa yang harus kubeli karena butuh. Selebihnya uang bisa
disimpan atau dicadangkan buat kepentingan yang lebih besar. Kebiasaan hidup
secukupnya ini membuatku belajar banyak tentang cara hidup praktis dalam banyak
kondisi.
Barang Wajib Saat Aku Merantau
Ada beberapa barang yang harus
ada saat aku merantau. Barang ini selain harus punya secara pribadi, ya nggak
bakal nyaman juga misal nebeng, kecuali memang tersedia untuk digunakan oleh
umum. Berikut diantaranya:
Setrika
Aku punya setrika Maspion warna
biru-putih saat merantau kuliah yang pertama. Setelah pulang, di rumah otomatis
ada dua setrika. Karena serumah butuh cuma satu, akhirnya setrikaku warna
biru-putih itu diberikan kepada yang lebih butuh. Sekarang ketika aku merantau
lagi, setrika beli baru. Karena baju harus selalu rapi, dan kalau sering pinjam
pasti rasanya nggak enak. Jadi setrika ini wajib punya menurutku.
Panci Listrik
Aku mulai sadar pentingnya panci
listrik ini saat merantau di Jakarta. Ternyata fungsinya banyak banget dan
sangat membantu saat kelaparan. Kalau orang pakai panci listrik cuma buat masak
air, bagiku tidak. Aku bisa masak mie, masak sayur, bahkan masak nasi pakai panci ini.
Sayur sop panci listrik |
Serius! Caranya dengan
memanfaatkan gelas Stainless Steel. Tahu gelas logam warna perak yang sering
dipakai di restoran India atau Korea? Nah, gelas macam itu sudah banyak dijual
di supermarket dan semacamnya. Aku bisa pakai gelas itu untuk masak nasi.
Caranya, beras yang sudah dicuci
bersih masukkan dalam gelas dan beri air secukupnya. Lalu dalam panci listrik
juga beri air, kira-kira tingginya setengah gelas saja. Setelah siap, nyalakan
panci listrik dan biarkan gelas yang berisi beras dan air itu ikut mendidih
sampai setengah jam kemudian. Prinsipnya sama seperti membuat nasi tim di atas
kompor, tapi ini pakai panci listrik, jadi nggak perlu api.
Nasi tim panci listrik |
Pisau
Aku punya satu pisau lipat yang
kubeli saat kuliah S1 di Jogja. Setelah itu, merantau kemanapun pasti pisau itu
ikut. Fungsinya banyak banget. Bisa buat motong, ngupas, dan tentu saja
berjaga-jaga. Ya walaupun belum pernah kugunakan mengancam orang jahat, pisau
itu berguna sekali membuatku merasa aman.
Test Pen
Tahu alat yang buat ngetes arus
listrik? Iya itu, aku bawa sejak tinggal di asrama saat S1. Kalau ada setrika perlu
ganti kabel, stop kontak bermasalah, atau masalah listrik sederhana lain, aku
bisa mengatasinya. Kalau nggak paham, kan aku bisa kirim gambar dan minta
petunjuk ke orang-orang. Bisa ayah, teman, atau adik. Selain buat benerin
listrik, test pen ini juga berfungsi buat ngencengin baut, buka sesuatu yang
dikunci dengan baut, banyak deh.
Botol Minum
Ini wajib bawa karena aku suka
minum. Rasanya setiap orang butuh banyak minum tiap hari, jadi barang ini
penting dibawa. Biar nggak sampai dehidrasi. Kalau nggak kebawa, ya beli aja
minum kemasan botol ukuran 600 ml gitu, buat jaga-jaga.
Barang Pribadi
Barang pribadi tentu ada pakaian,
hanger buat jemur baju, obat-obatan, tas ransel, selimut, jaket, kosmetik,
bantal kesayangan barangkali, dan lain-lain. Sesuatu yang nggak tega berjauhan,
sebaiknya bawa aja saat merantau. Lumayan kan bisa jadi obat kangen rumah.
Hehehe
Sekarang sih barang kesayangan yang kubawa cuma selimut. Boneka masih tinggal di rumah semua. Entah nanti kalau ada yang kesini bawa mobil mungkin bakal kuminta bawain si Kaka sama Panda dan Teddybear. Biar rame kamarku. Masalahnya sekarang masih kos juga, ga enak bawa banyak barang. Ribet nanti kalau pindahan. Mending nanti aja kalau udah punya rumah atau kontrakan yang emang buat aku sendiri dalam jangka waktu lama mereka bakal kubawa.
Soal bagaimana cara sukses merantau, insya Allah udah siap post, tinggal tunggu jadwal tayangnya sebentar lagi. Kalau mau baca pengalamanku merantau tinggal klik aja tulisan beda warna di kalimat ini. Atau kalau mau baca pengalamanku sebelum kerja di sini, ada di post berikut soal perjalanan sebelum seleksi CPNS . Tulisan lain banyak lagi, silakan buka sendiri ya... terima kasih sudah membaca, sampai jumpa di tulisan berikutnya insya Allah segera
Wow keren banget yang bagian panci listri. Sampe masak nasi pun bisa!
ReplyDelete