Gebyar kemerdekaan Republik Indonesia selalu identik dan ramai dirayakan dengan beragam pawai budaya, pameran karya bersejarah, lomba 17 Agustus, dan banyak event menarik lain. Banyak daerah yang merayakan pekan kemerdekaan Indonesia pada minggu ketiga bulan Agustus. Menurut catatan sejarah, lomba 17 agustusan bahkan sudah dimulai sejak tahun 1950, saat sebagian penjajah Belanda dan Jepang masih tinggal di Indonesia.
Hampir setiap kali masuk bulan Agustus, semua daerah gegap
gempita mempersiapkan berbagai macam properti dan lomba untuk merayakan Pekan Kemerdekaan Indonesia. Ada panjat pinang, balap karung,
gigit sendok berisi kelereng, makan kerupuk, sampai tarik tambang dan berbagai
macam olahraga lain. Uniknya, ini tidak terjadi di satu atau dua daerah, tapi
di seluruh wilayah Indonesia.
Hidupku
Nomaden, Lomba 17 Agustus-nya Sama
Sampai usia TK, aku tinggal di Gunungkidul, salah satu
kabupaten di Provinsi DIY yang terkenal gersang dan penghasilan pokoknya adalah
singkong. Saat itu, Gunungkidul belum terkenal memiliki ratusan pantai cantik
dan bukit yang menawan. Setiap kali masuk bulan Agustus, karang taruna didukung
oleh perangkat desa menyelenggarakan berbagai macam lomba.
Mulai dari balap karung, panjat pinang, turnamen sepak bola,
semuanya diselenggarakan swadaya masyarakat. Sebagian dari kas desa, sebagian
hasil iuran warga. Bahkan kalau iuran buat lomba masih sisa, mereka bisa nanggap
wayang semalam suntuk. Satu hal yang paling penting kutandai dari setiap
penyelenggaraan lomba 17 Agustus
di pelosok tanah air tempatku lahir: semua orang bergembira bersama.
Kok tau itu duit dari rakyat buat pesta? Aku dari kecil
kebanyakan bergaul sama orang dewasa kali ya, jadi sering dengar gosip semacam
itu. Menurut catatan sejarah, memang di awal 1990an belum ada dana desa dari
pemerintah. Lagian rakyat senang aja diajak iuran buat kepentingan bersama.
Masuk SD kelas satu, ibu mengajakku pindah ke ibukota,
menyusul ayah yang sedang bekerja di sana. Lomba 17 Agustus tetap ada, hanya saat itu yang
kuingat bukan diselenggarakan di lingkungan tempat tinggal, tapi di sekolah.
Jelas pesertanya adalah kami, siswa-siswi SD yang imut dan menggemaskan.
Sayangnya, aku bukan anak yang suka tampil di depan umum.
Jelas saja, untuk lomba semacam ini aku tidak pernah jadi
juara, kecuali tarik tambang. Meski begitu, perayaan pekan kemerdekaan Indonesia tetap menarik,
karena berarti jam pelajaran kosong dan kami bebas bermain di lapangan. Kapan
lagi kan, bebas dari duduk seharian dalam kelas sambil menyimak pelajaran dan
mengerjakan tugas?
Naik kelas 2 SD sampai SMA, orang tuaku mengajak pindah ke
kota santri di Jawa Timur. Julukannya kota santri, tapi desaku dan sekitarnya
saat itu belum ada pesantren. Jadi kehidupan masyarakatnya biasa aja, nggak
alim banget, nggak abangan juga. Apa yang terjadi saat 17 Agustus tiba? Sama! Berbagai lomba
diselenggarakan di sini. Bahkan pesertanya beragam, mulai dari anak-anak,
bapak-bapak, sampai ibu-ibu berdaster.
Jadi setelah menjelajahi ujung selatan pulau Jawa dari Jogja
ke barat dan pindah ke timur, aku menemukan semangat yang sama saat bulan
Agustus tiba. Lomba yang diselenggarakan pun tak jauh berbeda. Hal ini
membuatku penasaran, apakah di luar Jawa juga demikian?
Lomba Agustusan di Luar
Pulau Jawa
Lingkungan pergaulan yang semakin luas saat beranjak dewasa
mengundang rasa ingin tahuku. Kemarin sebelum menyelesaikan draft tulisan ini,
aku bertanya ke teman-teman yang tinggal di Sumatera Utara, Kendari, Pulau
Buru, juga Kalimantan dan Lombok. Satu pertanyaan yang sama kuajukan pada
mereka: lomba apa yang diselenggarakan saat agustusan di sana?
Hasilnya? Amazing! Ternyata di semua wilayah Indonesia, lomba
agustusan yang familiar sama. Ada tarik tambang, panjat pinang, balap karung,
gigit sendok berisi kelereng, dan makan kerupuk. Beberapa lomba lain mungkin
diselenggarakan sesuai kearifan lokal. Seperti saling pukul pakai guling di
atas kolam, voli ibu-ibu berdaster, atau estafet tepung di atas kepala. Di
beberapa daerah masih ada juga lomba gigit uang koin yang ditanam di buah jeruk
bali atau semangka.
Filosofi
Lomba Khas 17 Agustus
Dari beberapa lomba “wajib” agustusan di seluruh wilayah Indonesia
tersebut, ternyata ada makna dibalik keceriaan dan kebersamaan yang ingin
dijalin dalam kehidupan sosial masyarakat. Setelah Indonesia merdeka tahun
1945, tentu tidak banyak lagi perang mengangkat senjata untuk mempertahankan
kemerdekaan.
Ya, sampai menjelang tahun 1970an masih ada beberapa perang,
paling besar pemberontakan G30SPKI di tahun 1966 di Pulau Jawa. Selain itu, di
daerah lain sudah tidak banyak perang yang terjadi dalam catatan sejarah.
Rakyat Indonesia bisa berpesta setiap kali menyambut hari raya kemerdekaan di
bulan Agustus. Dengan menyelenggarakan berbagai lomba dan pawai budaya
tentunya, ingin menonjolkan identitas bangsa yang kuat dan bahagia pasca
merdeka.
Lalu apa makna dibalik perlombaan yang serentak diadakan
setiap pekan kemerdekaan
Indonesia diselenggarakan hampir di seluruh pelosok negeri ini? Menurut
beberapa media online seperti detik.com, kompas.tv, msn.com yang mengutip
pendapat budayawan JJ Rizal, ada makna di balik setiap lomba tersebut, berikut
diantaranya:
1.
Panjat
Pinang
Lomba meraih berbagai benda menarik yang digantung di atas
pinang ini menuntut Kerjasama kelompok dan kekuatan fisik luar biasa. Karena
tidak hanya tinggi dan tiangnya kecil, tapi juga licin. Para bapak harus
berjuang melawan berat badan kawan dan licinnya tiang secara bersamaan. Sungguh
menggambarkan, betapa untuk meraih sesuatu yang berharga membutuhkan perjuangan
yang keras dan kerjasama yang solid antar peserta.
2.
Tarik
Tambang
Sungguh, bukan tali yang diperebutkan dalam lomba tarik
tambang, tapi kekuatan lawan yang mungkin lebih gigih ingin menjatuhkan tim
kita. Hal ini merupakan gambaran semangat, kerjasama, budaya gotong royong yang
ada pada masyarakat kita.
3.
Balap
Karung
Tahukah para remaja kelahiran tahun 2000an, bahwa dahulu
nenek moyang kita kesulitan memiliki pakaian yang layak pakai? Mereka biasa
memanfaatkan goni, karung yang berasal dari anyaman serat jute atau rosela yang
kasar. Lomba balap karung cukup merepresentasikan kesederhanaan bangsa yang
belum memiliki keahlian teknologi khususnya di bidang tekstil. Semoga sampai
kapanpun, generasi negeri ini tidak melupakan semangat kesederhanaan dan
kecintaan terhadap produk dalam negeri.
4.
Makan
Kerupuk
Kerupuk adalah makanan sederhana yang mudah didapat di
seluruh pelosok Indonesia. Bentuk dan rasanya bisa beragam, biasanya cenderung
gurih. Jenis makanan ini kalau sudah masuk menu hotel internasional harganya
bisa berkali lipat. Hanya di Indonesia, makan kerupuk dijadikan lomba menarik
yang mengundang tawa masyarakat. Harapannya lomba ini tidak membutuhkan banyak
modal karena murah, tapi mengundang keceriaan dan kebersamaan dalam lingkungan
sosial.
Pekan
Kemerdekaan Indonesia Bersama IndiHome
Sebelum internet cepat populer pada awal tahun 2000an, saya
tidak tahu apa yang terjadi di luar Pulau Jawa saat 17 Agustus tiba. Hanya
siaran TV langsung yang menayangkan rangkaian upacara dan pameran budaya di
istana negara, acara resmi kepresidenan bersama jajaran pejabat.
Sekarang, saya tidak hanya bisa menikmati siaran langsung
upacara bendera di istana negara dan ambyarnya suara Farel Prayoga pada hari
Rabu, 17 Agustus 2022 yang lalu. Berkat IndiHome sebagai salah satu produk layanan Telkom Group,
kini perayaan kemerdekaan Indonesia terasa lebih semarak.
Apalagi saat pandemi Covid-19 melanda negeri ini, sungguh
keberadaan internet cepat adalah sarana penolong untuk bertahan dalam keadaan
yang serba menuntut kecepatan peran. Jangankan lomba di daerah lain, internet
cepat bahkan bisa membuat acara lomba tarik tambang online! Nggak
percaya? Coba aja pakai fitur vote di Instagram.
Sungguh, keberadaan IndiHome tidak hanya menjadi semacam pintu
Doraemon yang bisa membawa kita menjelajahi dunia lewat ujung jari. Lebih dari
itu, internet mengajarkan kita bagaimana memaknai kemerdekaan dan mewujudkan
berbagai karya untuk mengisinya. Sejujurnya, ini tidak hanya indah tapi juga
luar biasa. Fenomena yang mungkin tidak terbayang oleh para pahlawan yang dulu
bertekad mewujudkan kemerdekaan negeri ini.
Manajemen Telkom Group menetapkan tanggal 6 Juli 1965 sebagai
hari lahir Telkom setelah sebelumnya perusahaan pos dan telekomunikasi digabung.
Hal ini berarti terhitung 20 tahun sejak Indonesia merdeka cikal bakal dunia
digital telah memiliki embrio di Indonesia. Tentu saja internet belum ada saat
itu, teknologi telepon umum saja baru diluncurkan pada tahun 1995.
IndiHome
sebagai salah satu
produk layanan unggulan dari Telkom Group secara resmi diluncurkan pada tahun
2015. Layanan ini memungkinkan internet diakses lebih mudah baik untuk
kepentingan rumah tangga, pendidikan dan perkantoran.
Sekarang, kita bisa merayakan pekan kemerdekaan Indonesia bersama IndiHome melalui
banyak cara. Pertama, menyaksikan keseruan berbagai lomba 17 Agustus dan pawai budaya
di seluruh pelosok Indonesia. Kedua, menjadi bagian dari pendukung keseruan
berbagai lomba yang diadakan di dunia maya, ada lomba menulis, pameran karya,
sampai tarik tambang online. Ketiga, wawasan dan rasa nasionalisme kita
meningkat bersama seluruh euforia kemerdekaan Republik Indonesia.
Makanya aku selalu berusaha tetap mengadakan kegiatan 17-an. Setidaknya biar anak-anak punya kenangan masa kecil dengan aneka lomba sederhana yang menumbuhkan semangat nasionalisme. Apalagi diiringi lagu-lagu wajib dan sunah seputar tema kemerdekaan.
ReplyDeleteTerbaik emang Pak RT ini... Betul pak, jangan sampai anak-anak masa depan taunya game online doang ya
DeleteDari mulai tanggal satu sudah terasa ya kemeriahannya, sekarang udah lewat tanggal 17 Agustus tapi masih pada ngadain acara agustusan
ReplyDeleteSenangnya punya banyak pengalaman saat merayakan pesta kemerdekaan Indonesia ya, Mbak.
ReplyDeleteMemang di berbagai tempat merayakan peringatan proklamasi ini. Saya pernah tinggal di New Orleans, Amerika, di sana kami masyarakat Indonesia juga merayakannya. Ada upacara sederhana, lalu lomba" dan terakhir potong tumpeng dan makan bersama:)
Pasti paling ditunggu makan² nya ya Mbak.. Apalagi di luar, jarang bisa ketemu masakan Indonesia
DeleteDi sini saja awalnya tdk akan mengadakan, eh tiba2 ada info lomba dan acara. Ternyata emang tanpa panitia, acara dadakan 😄
ReplyDeleteJangan² ikut lomba juga ya
DeleteYang samanya, aku juga males ikut lomba terus ditontonin orang. Wkwkwkw
ReplyDeleteTernyata bukan asal perlombaan, ada filosofinya juga ya. Aku sendiri ngga pernah ikut kecuali lomba gambar waktu kecil, hehehe
ReplyDeleteDi daerahku skrg panjat pinangnya dah ga pake batang pinang lg tp bambu krn langka dan lumayan mahal
ReplyDeleteTp tahun skrg tuh merasakan lg suasana 17 Agustusan lg
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteJarang banget ngerasain pesta kemerdekaan, di desa sih kek.y ada ya cuma akunya jarang keluar rumah, keluarga jg biasa aja jd gitulah
ReplyDeleteTernyata ada filosofinya ya lomba-lomba 17 Agustusan seperti panjat pinang, balap karung, makan kerupuk. Tahun ini seneng banget bisa ada lomba17 agustusan, setelah pandemi selama 2 tahun ke belakang.
ReplyDeleteKeren ya gimana tuh aku masih penasaran tarik tambang online itu kek mana hihi. Oh iya aku kapan hari sempat tanya ke tokokh sejarawan di Surabaya sih, katanya awal mula adanya lomba 17 an itu untuk memperingati ulang tahun Ratu Belanda. Cuma masih kurang banyak literatur untuk mendukung sih, masih mau digali lagi
ReplyDeleteMantap emangg wkwk kemarin juga ikutan vooting yg tarik tambang online ituu, ngga kepikiran lohh hahaha bisa ajaa tarik tambang pun bisa versi online yak
ReplyDeleteiya mba, hampir seluruh daerah di indonesia lomba 17an mirip2. tp mmg seru sih ikut menyemarakkan kemerdekaan
ReplyDeleteIya ya, kalau merayakan hari kemerdekaan selalu diisi dengan beragam lomba
ReplyDeleteDan selalu ada lomba makan kerupuk dan balap karung
Teringat jaman kecil mendekatai bulan agustus dah happy banget karena biasanya udah ada woro woro lomba
ReplyDeletedi komplek ku ini juga jadi pertama kalinya ikutan 17an, seru banget udah lama ga lomba-lomba beginian
ReplyDeleteIyaya...aku juga kepikiran kalau 17 Agustusan ini menjadi pesta bagi rakyat untuk merayakan kebersamaan. Esensinya kebersamaan dan menjalin komunikasi sehingga saling kenal antar tetangga kanan-kiri , kalau bisa semua masyarakat di lingkungan perumahan.
ReplyDelete17 Agustus selalu jadi momen paling ditunggu waktu kecil tapi sejak besar sudah mulai terlupakan karena jarang ikut dikeramaian.
ReplyDeleteDari semua lomba diatas, cuma panjat pinang aja yang gak diikuti. Semua lomba sangat menarik dan buat senang.
ReplyDeleteSetiap memasuki bulan Agustus tuh emamg seru banget. Karang taruna di tempatku udah sibuk pasang bendera dan menghias jalan. Dan tentu lomba 17-an juga nggak ketinggalan, rasanya lebih meriah, lebih dekat, dan lebih akrab :)
ReplyDeletewaahh seru mba bisa merayakan 17 Agustus di tempat yang berbeda dan ternyata di tiap tempat hampir sama juga ya lomba-lombanya dan tahun pandemi ini beruntung ada IndiHome, Anak-anak jg bisa merayakan kemerdekaan lewat internet 🥰
ReplyDelete