Friday, 1 July 2022

Novel Rasa Tere Liye Yang Menguras Air Mata

Novel-rasa-tere-liye

 Sudah pernah baca cover belakang novel "Rasa" karya Tere Liye? Ada pertanyaan yang membuat berpikir di sana. Tentang seberapa sulit memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Secara pribadi, aku tidak suka menjadi manusia tipe pendendam. Meskipun ya, tidak mudah untukku melupakan kesalahan. 

Pertama, Tidak. Memaafkan tidak selalu mudah meskipun bisa. Apalagi untuk kesalahan yang sangat besar dan meninggalkan luka mendalam. Jika pun bisa memaafkan, prosesnya tidak akan mudah karena memaafkan dan melupakan adalah dua hal berbeda.

Kedua, melupakan tidak pernah ringan. Apalagi jika sesuatu itu sangat menyakitkan. Untuk apa dilupakan? Bukankah rasa sakit itu juga pelajaran dalam hidup? Sampai sekarang pun hanya sebagian kecil rasa sakit yang benar-benar terhapus dari ingatan. Sebagian lagi, masih terasa luka itu belum atau mungkin tak pernah kering.

Blurb-novel-rasa


Kriteria Pembaca

Novel Rasa karya terbaru Tere Liye di tahun 2022 ini cocok dibaca remaja yang sedang mencari jati diri. Karena tokoh utamanya adalah gadis usia SMA, kelas XI. Dilengkapi rangkaian kisah orang-orang di sekitarnya yang berpilin seperti jalinan nasib saling terkait.

Kalau orang dewasa belum ketemu jati dirinya mau baca, ya useful juga sih. Atau orang dewasa yang udah ketemu jati dirinya, asik juga baca novel ini. Kisahnya unik dan hampir tanpa cacat.

Jadi, siapapun bisa baca novel ini dengan aman. Mungkin ada rasa yang tidak bisa diterima saat membaca pernyataan yang tidak sesuai. Ada banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari kisah ini, selama pembaca mampu menyiapkan hati untuk menerimanya.

Cuplikan Kisah Rasa Karya Tere Liye

Linda, anak SMA kelas XI yang sedang berada di puncak usia remaja. Ceria, pintar, enerjik, dan baik hati. Ia punya beberapa teman dekat yang dikenalnya sejak kecil ada Nando dan Putri. Saat remaja, ia bersahabat dengan Jo yang anak pemilik rumah film.

Sungguh, cerita tentang Linda akan biasa-biasa saja jika ia adalah remaja zaman sekarang yang hanya tahu sekolah, minta uang, jajan dan jalan-jalan. Beruntungnya tidak demikian. Linda adalah satu yang spesial dari puluhan bahkan ratusan remaja kebanyakan.

Novel-rasa


Ia hidup dengan kakak dan bunda setelah ditinggalkan sang ayah saat masih duduk di bangku SD. Untuk bertahan hidup dan membantu ekonomi keluarga, Lin (sapaan sayang buat Linda) bekerja di studio film Om Bagoes setelah pulang sekolah sejak SMP kelas 8. Linda jago edit foto, suka fotografi dan tetap pintar di sekolah.

Di novel ini, dikisahkan seolah hidupnya berjalan lancar dan baik-baik saja sampai Lin bertemu dengan Nando dan bermusuhan dengan Jo. Hidup Lin juga makin berantakan ketika tahu siapa sebenarnya Putri. Ia merasa dunia runtuh dari pundaknya. Lin merasa tidak punya siapa-siapa.

Beruntungnya, orang-orang di sekitarnya tidak demikian. Mereka menyayangi Lin dengan cara berbeda. Bukankah rasa sayang itu tidak selalu ditunjukkan dengan mewujudkan setiap keinginan?

Lagipula, dunia ini bekerja dengan mekanisme yang diatur oleh pemilik semesta. Tidak seorang pun bisa memastikan apa yang akan dihadapi esok, sebaik apapun rencana yang di susun. Bukan hak manusia, kita sebagai makhluk biasa untuk “mengatur” kehendakNya.

Rasa percaya, bahagia, warna warni dalam hidup adalah bagian dari perjalanan panjang yang harus dinikmati alurnya. Diterima dengan ikhlas, dihiasi dengan porsi penerimaan yang tidak sedikit.

Korelasi Novel Rasa dan Hidupku

Meskipun kisahku berbeda dengan cerita hidup Linda di novel ini, ada satu hal yang sama: luka itu. Aku pernah merasakan luka yang teramat sakit, semakin sakit dan perih saat digenggam erat. Ada tahun-tahun berat yang harus kuhadapi seorang diri. Karena aku tidak menemukan orang yang tepat untuk berbagi.

Pada akhirnya, setiap orang yang ingin sembuh dari luka hati harus belajar menerima, dengan penerimaan yang indah. Harus belajar memaafkan, dengan segenap ketulisan tanpa tapi. Harus mengutamakan logika di atas perasaan. Harus sadar sepenuhnya bahwa hidup memang dinamis.

Akhirny, Novel Rasa karya Tere Liye ini mengantarku pada masa perjuangan memenangkan hati atas jalan hidup yang harus kuhadapi. Benar bahwa seringkali bukan kita tidak mampu melalui ujian, hanya tidak cukup tangguh bertahan dan meyakini bahwa diri kita mampu.

Tidak mudah, memang. Tapi selalu ada penjelasan logis dari setiap rangkaian peristiwa yang sulit kita terima. Sampai kita mau menerima, memaafkan, membiarkan takdir terbaik terjadi.

No comments:

Post a Comment