Menjelajah Waktu Bersama Shaidul Khatir Ibnu Al Jauzi

"Saya cerdas, tapi belum tentu menang dalam menghadapi hidup,". Kalimat inilah yang terlintas di kepala saat melihat promo buku Shaidul Khatir karya Ibnu al Jauzi di Islamic Bookfair Jakarta 2019 lalu. Selanjutnya buku dibeli, dan tidak langsung dibaca. 

Maksudnya baca cuma berapa halaman, lalu tinggal. Ternyata bahasanya berat sekali, harus konsentrasi dan berada dalam kondisi butuh asupan nasehat saat membacanya. Kalau sedang "bebal", alamat nasehat dalam buku ini cuma lewat. 

Menjelajah Waktu Lewat Buku

Shaidul Khatir adalah sebuah catatan hikmah sepanjang perjalanan hidup yang dilalui oleh Imam Ibnu al Jauzi. Ternyata dari waktu ke waktu, tabiat dan perilaku manusia tidak banyak berubah. Sejak zaman tradisional hingga modern, selalu ada orang-orang yang tamak terhadap harta dan jabatan. Ada yang suka mencuri kesempatan, dan berbuat culas kepada sesama. 

Ada juga manusia yang berhasil memahami titah Tuhannya dengan baik, sehingga mampu bersikap baik selama hidup. Ia bahkan bisa memenangkan perhatian manusia dan menjadikannya beruntung di  hadapan Tuhannya. 

Menurut Dr. Aidh Abdullah al Qarni dalam pengantar kitab ini, Imam Ibnu al Jauzi adalah seorang ulama yang mengamati masalah kehidupan dan menawarkan solusinya yang dapat diterapkan sepanjang zaman. Maka wajarlah jika ketika membaca kitab ini, rasanya seperti menjelajah lorong waktu. 

Para ulama lain seperti Imam Ibnu Katsir, Ibnu Khalliqan, Imam adz Dzahabi, Abu Abdillah bin ad Dabitsi pun melontarkan pujian kepada Imam Ibnu al Jauzi. Beliau adalah ulama yang dikenal bukan karena hafalannya atas ayat dan hadits, yang memang beliau kuasai. Imam Ibnu al Jauzi lebih dikenal sebagai ulama yang menguasai banyak ilmu dan banyak menuliskan kitab. 

Pembahasan Dalam Shaidul Khatir

Ada ratusan pembahasan yang tercantum dalam kitab Shaidul Khatir karya Imam Ibnu al Jauzi ini. Mulai dari pembahasan kehidupan sehari-hari manusia sebagai pribadi, hingga kehidupan para ulama yang menjadi pilar dakwah di tengah masyarakat. 

Ada pembahasan mengenai hakikat sabar, petaka maksiat, mengatasi gejolak nafsu, keinginan dalam diri manusia, nasehat untuk berhati-hati sekalipun terhadap yang mubah, hingga bagaimana menjaga hati agar tetap lembut. 

Pembahasan mengenai kehidupan sosial banyak menerangkan tentang kondisi ulama yang adakalanya tidak se-ideal harapan manusia. Mereka yang memilih zuhud namun menipu kemampuan diri sendiri, pentingnya menggunakan akal dan syariat sekaligus. 

Apa yang sebenarnya kita cari selama hidup di dunia ini? Apakah mengumpulkan harta? Atau ingin menuju kehidupan akhirat dengan bahagia sehingga dunia mengikutinya? 

Sungguh, manusia tidak pernah benar-benar punya alasan untuk memiliki segala sesuatu saat mampir di kehidupan dunia ini. Maka hidup yang sebentar sebaiknya digunakan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin bekal berupa amal menuju kehidupan abadi. 

Bekal Taqwa dan Hidup Seimbang

Kemudian pada praktiknya, kita dituntut untuk mampu menciptakan keseimbangan antara mempersiapkan kehidupan akhirat dan menikmati kehidupan dunia yang fana. 

Apakah ini mudah? Tentu tidak. Ada banyak sekali godaan setan yang harus dihadapi setiap saat. Keinginan untuk cepat menuai hasil, ujub, takabur, atau tamak terhadap pencapaian duniawi. Sungguh, mewujudkan kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat tidak mudah meskipun sudah tau kuncinya: memelihara taqwa. 

Dengan taqwa, harusnya kita tidak hanya condong pada ritual ibadah dan mengabaikan pekerjaan dunia. Karena sebaik-baik ummat adalah yang tetap bisa makan dari hasil keringatnya sendiri. Pun bukan yang diperbudak oleh dunia sehingga lupa setelah mati hendak pulang ke mana. 

Taburan Quotes

Kitab Shaidul Khatir karya Imam Ibnu al Jauzi ini tidak hanya menawarkan pelajaran berharga yang harus dikuasai setiap insan. Desain buku hard cover dan full color membuatnya semakin menarik dengan adanya highlight kata mutiara di setiap halamannya. Sejak halaman pertama hingga terakhir, bertabur kalimat pendek penggugah semangat dan penuh hikmah. 

Karya yang ditulis dengan hati, dengan mudah untuk sampai ke hati. Tulisan ulama yang tajam sebagai hasil pengamatannya terhadap kehidupan, membuatnya dapat dinikmati sepanjang zaman. Meskipun ada beberapa bagian dalam kitab Shaidul Khatir ini yang seolah sudah ketinggalan zaman, tapi ratusan bagian lain sungguh relevan. 

Tidak heran jika di zaman modern ini masih ada penerbit yang mencetak ulang karya para ulama, karena ternyata nasehat dalam karya mereka harusnya dibaca oleh setiap generasi. Ah, rasanya tulisan ini terlalu dangkal untuk menggambarkan isi kitab yang luas dan dalam. 

Terakhir sebagai pembaca, saya menjadikan kitab Shaidul Khatir ini sebagai salah satu penasehat hidup. Tidak perlu lagi berurutan dari halaman pertama untuk membacanya, karena kitab ini tidak didesain dengan alur tertentu, sehingga bisa dinikmati dari halaman berapapun. 

Judul: Shaidul Khatir

Penulis: Ibnu al Jauzi

Penerbit: Maghfirah Pustaka

Penerjemah: Samson Rahman, MA. 

ISBN: 979-98464-4-7