Cinta Tak Pernah Tua, adalah kumpulan cerpen
yang ditulis oleh Benny Arnas, pria kelahiran Lubuklinggau, 8 Mei 1983. Sebelum
dibukukan, semua cerita pendek dalam “Cinta Tak Pernah Tua” telah
dipublikasikan di berbagai media nasional tahun 2011-2013.
Benny Arnas dikenal sebagai penulis cerpen
koran yang produktif dan aktif di banyak portal media. Namanya menjelajahi
panggung penulis nasional sejak 2009, ketika menerima hadiah sasrta Batanghari
dari Gubernur Sumsel. Tahun-tahun berikutnya semakin bayak karya yang mengantar
pada level yang lebih tinggi.
Cerpen Terbaik Dalam Cinta Tak Pernah Tua
Jika diperhatikan, dari dua belas cerpen dalam
buku ini, enam diantaranya saling terhubung melalui kisah para tokoh utamanya.
Kehidupan Samin yang pensiunan veteran pejuang kemerdekaan penuh dengan
lika-liku sehingga menciptakan banyak cabang cerita.
Bagi saya, cerita paling menarik dalam buku ini
berjudul “Belajar Setia” dan “Senja yang Paling Ibu”. Adalah kisah tentang
Mayang, mantan pacar Samin, tokoh utama dalam beberapa bagian buku ini. Ehm,
mungkin sebaiknya kuceritakan sekilas siapa Samin.
Mantan pejuang yang di akhir hidupnya sempat
mendapat pengakuan sebagai veteran dan pensiunan dari pemerintah ini di masa
mudanya menikah dengan Maisaroh. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai 3 orang
anak. Dua diantaranya meninggal dengan cara tidak wajar, akibat kena hujan
panas.
Satu yang tersisa, Misral namanya. Suatu hari
Misral merantau jauh ke Aceh, bertemu Mayang. Di situlah ia baru tahu bahwa sebelum
menikah dengan ibunya, Samin pernah mencintai Mayang. Sayangnya pernikahan
mereka gagal karena penolakan keluarga Mayang. Kisah mereka terhenti padahal
sudah direncanakan berlanjut.
Buku lain: Mengatasi Stres
Setelah penolakan keluarganya, Mayang sempat
mengirim surat kepada Samin untuk melarkan diri. Naasnya, surat itu ditemukan
oleh ayah Samin sebelum sampai dan dibaca anaknya. Alamat, isi surat itu tak
pernah dibaca oleh Samin. Sementara Mayang setia menunggu hingga usianya
beranjak senja.
Lalu di cerita Senja yang Paling Ibu, Mayang
menasehati putri angkatnya yang dipungut dari tempat sampah, yang hendak
merantau untuk kuliah. Cerita ini memiliki pesan filosofis yang begitu dalam. Seperti
pohon yang tumbuh tanpa tergesa-gesa, begitu juga manusia, selayaknya tumbuh
sesuai usia dan masanya.
Ada banyak hal yang harus disyukuri ketimbang
menyumpahi takdir yang tidak sesuai dengan ego diri. Ada takdir yang harus
lebih diterima daripada menolaknya kemudian merasa hidup terasa sempit dan
masalah paling banyak dibandingkan orang lain. Dari sekian banyak cerita,
selalu ada pesan yang ingin disampaikannya lewat kisah Samin dan orang-orang
terdekatnya.
Sesungguhnya benar bahwa Cinta Tak Pernah Tua,
sebanyak apapun angka yang telah berhasil dikumpulkaannya. Jika pun ternyata
seiring senja yang datang rasa itu perlahan hilang, maka bukan cinta yang
pergi, melainkan hati yang tak kunjung pandai meneladani fitrah diri.
Buku lain: Bagi Waris Nggak Harus Tragis
Gaya Bahasa
Layaknya sastra koran yang banyak beredar hingga
saat ini, jangan terlalu berharap untuk bertemu bahasa lugas ala artikel dalam
kumpulan cerpen karya Benny Arnas. Pembaca selalu dituntut untuk berpikir
kritis, analitis, sekaligus memikirkan hal-hal magis yang mungkin menjadi
pendukung cerita.
Pembaca yang jarang atau tidak suka menikmati
gaya bahasa sastra mungkin bis adibuat berkerut keningnya saat membaca bagian
awal. Akan tetapi semoga eksan tersebut hilang setelah melewati dua atau tiga
cerita dalam “Cinta Tak Pernah Tua”
Kisah lain: Cara menikmati kekayaan
Kesan Setelah Membaca
Mungkin ada banyak kesalahan hidup baik yang
kita sengaja atau tidak, terjadi begitu saja. Kemudian peristiwa demi peristiwa
menjelma menjadi takdir terbaik yang harus dilalui. Kewajiban kita selanjutnya
bukanlah menyesal atas kesalahan, atau meratapi takdir yang harusnya tidak
terjadi, tetapi menyiapkan masa depan agar lebih baik lagi.
Pelihara saja harta yang telah kau bawa sejak lahir, Nak. Kejujuran, kasih sayang, mencintai sesama, suka menolong... Bukankah harta-harta itu menyertai semua manusia?
Cinta Tak Pernah Tua-hlm.116
Identitas Buku
Judul : Cinta Tak Pernah Tua
Penulis : Benny Arnas
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2014 (Cetakan I)
ISBN :
978-602-03-0899-9
Tulisan sebelumnya: Pantai Paseban Jember
Kumplit ulasannya kakak.
ReplyDeletemakasih sudah mampir kakak...
Delete